
Uji Kompetensi Halaman 176
- Jelaskan proses islamisasi di maluku !
- Ceritakan secara singkat tentang Sultan Baabullah!
- Hubungan Antara Kerajaan Ternate dan Tidore dengan Tokoh-Tokoh Ulama dari Gresik
- Buatlah tulisan 2-3 halaman dengan judul: "Ternate dan Tidore: antara lawan dan kawan"
*** Kunci Jawaban ***
- Maluku sebagai daerah kepulauan merupakan daerah yang subur terkenal sebagai
penghasil rempah terbesar. Untuk itu sebagai dampaknya banyak pedagangpedagang
yang datang ke Maluku untuk membeli rempah-rempah tersebut. Di antara
pedagang-pedagang tersebut terdapat pedagang-pedagang yang sudah memeluk
Islam sehingga secara tidak langsung Islam masuk ke Maluku melalui perdagangan
dan selanjutnya Islam disebarkan oleh para mubaligh salah satunya dari Jawa. - Sultan Baabullah adalah sultan dan penguasa kesultanan ternate ke-24 yang berkuasa antara tahun 1570-1583. Ia merupakan sultan ternate dan maluku terbesar sepanjang sejarah yang berhasil mengalahkan portugis dan mengantarkan ternate ke puncak keemasan di akhir abad ke-16. Sultan Baabullah juga dijuluki sebagai penguasa 72 pulau berpenghuni yang meliputi pulau-pulau di nusantara bagian timur, Mindanao selatan dan kepulauan Marshall.
- Berdasarkan catatan Tome Pires 1512-1515, Ternate digambarkan telah banyak didatangi kapal-kapal asal Gresik milik Pate Yusuf. Kala itu Raja Ternate telah menggunakan gelar sultan, sementara raja-raja di sekitarnya masih memakai gelar raja di Tidore, yakni gelar Kolano. Pada waktu itu, dikisahkan Sultan Ternate tengah berperang dengan mertuanya yang menjadi raja di Tidore, Raja Almansor. Baik Ternate, Tidore, Bacan, Mkyan, Hitu dan Banda, pada masa kehadiran Tome Pires sudah banyak beragama Islam. Intinya ada hubungan perdagangan
- Ternate merupakan kerajaan Islam di timur yang berdiri pada abad ke-13 dengan raja Zainal Abidin (1486-1500). Zainal Abidin adalah murid dari Sunan Giri di Kerajaan Demak. Kerajaan Tidore berdiri di pulau lainnya dengan Sultan Mansur sebagai raja. Di Maluku terdapat dua kerajaan yang berpangaruh, yakni Ternate dan Tidore. Kerajaan Ternate terdiri dari persekutuan lima daerah, yaitu Ternate, Obi, Bacan, Seram, Ambon, (disebut Uli Lima) sebagai pimpinannya adalah Ternate. Adapun Tidore terdiri dari sembilan satuan negara disebut Uli Siwa yang terdiri dari Makyan, Jailolo, dan daerah antara Halmahera-Irian.Kerajaan yang terletak di Indonesia Timur menjadi incaran para pedagang karena Maluku kaya akan rempah-rempah. Pada masa itu, kepulauan maluku merupakan penghasil rempah-rempah terbesar sehingga di juluki sebagai "The Spicy Island". Rempah-rempah menjadi komoditas utama dalam dunia perdagangan pada saat itu, sehingga setiap pedagang maupun bangsa-bangsa yang datang dan bertujuan ke sana, melewati rute perdagangan tersebut agama islam meluas ke maluku, seperti Ambon, ternate, dan tidore. Keadaan seperti ini, telah mempengaruhi aspek-aspek kehidupan masyarakatnya, baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan budaya.
Dengan berkuasanya kedua bangsa Eropa itu di Tidore dan Ternate, terjadi pertikaian terus-menerus. Hal itu terjadi karena kedua bangsa itu sama-sama ingin memonopoli hasil bumi dari kedua kerajaan tersebut. Ketika bangsa Portugis datang ke Ternate, mereka bersekutu dengan bangsa itu (1512). Demikian juga ketika bangsa Spanyol datang ke Tidore, mereka juga bersekutu dengan bangsa itu (1512). Portugis akhirnya dapat mendirikan benteng Sao Paulo di Ternate dan banyak melakukan monopoli perdagangan. Di lain pihak, ternyata bangsa Eropa itu bukan hanya berdagang tetapi juga berusaha menyebarkan ajaran agama mereka. Penyebaran agama ini mendapat tantangan dari Raja Ternate, Sultan Khairun (1550-1570). Ketika diajak berunding oleh Belanda di benteng Sao Paulo, Sultan Khairun dibunuh oleh Portugis. Setelah sadar bahwa mereka diadu domba, hubungan kedua kerajaan membaik kembali. Sultan Khairun kemudian digantikan oleh Sultan Baabullah (1570-1583). Pada masa pemerintahannya, Portugis berhasil diusir dari Ternate. Keberhasilan itu tidak terlepas dari bantuan Sultan Tidore.
Uji Kompetensi Halaman 195
- jelaskan bagaiamana wayang dapat di gunakan dalam proses islamisasi di jawa ?
- bagaimana proses islamisasi antara budaya lama dengan budaya
islam dapat berlangsung secara damai dan dapat saling melengkapi ?
*** Kunci Jawaban ***
- wayang digunakan sebagai proses islamisasi dengan cara jalan cerita yang diambil oeh wayang itu adalah cerita islam atau bisa juga cerita jawa yang ada unsur islamnya, atau ceritanya itu mengandung unsur nilai dan nilai-nilai budaya islam.
- Dalam proses perkembanganya, para mubaligh islam menyampaikan agama islam dg cara sederhana. Agar tidak ada kesan bahwa agama islam adalah agama yang baru dan sulit untuk di pahami.
Untuk itu, sering terjadi dalam penyampaian ajaran islam para mubaligh memadukan ajaran antara ajaran lama dg ajaran islam selama ajaran tersebut tidak mungubah kaidah. Dari sinilah terjadi proses akulturasi antara islam dg budaya local yaitu, perpaduan dua budaya atau lebih yang membentuk satu budaya baru.
0 komentar:
Posting Komentar